Minggu, 10 Juli 2011

Posted by Jeni Posted on 23.47 | No comments

Memilih sekolah

Akhirnya..
Puspa dan Jagi masuk sekolah hari ini.
Jagi memulai sekolah barunya lebih pagi dari kakaknya, jam 6 pagi kami sudah berangkat ke SDK YBPK dengan bergandengan tangan. Sekolah ini merupakan sekolah kompleks (TK-SD-SMP-SMA) tapi karena masih hari pertama sekolah aku belum melihat semua anak masuk sekolah. Acara pertama kami berdua adalah eksplorasi gedung, berkeliling sampai bel sekolah berbunyi,wah..sekolah ini mirip labirin,banyak lorongnya juga tangganya.

Pertimbangan awal memilih sekolah ini adalah selain berbasis agama juga karena kompleksnya itu sehingga Jagi tetap bersosialisasi dengan anak-anak dari berbagai usia. Aku juga melihat bahwa dalam satu kelas di kelas 1 hanya ada 19 anak, lumayan lega dibanding sekolah negeri yang dimasuki Puspa dimana satu kelas ada lebih dari 30 anak.
 Pernah curhat sedikit dengan salahsatu teman di Facebook tentang pergumulanku ini yaitu menyekolahkan anak ke sekolah dasar sedangkan Jagi belum lancar membaca. Beliau menyarankan supaya aku tidak memberikan target muluk-muluk pada anak-anak.

Sempat sedih ketika memutuskan memilih memasukkan anak-anak ke sekolah sementara hatiku sudah terpikat dengan pendidikan berbasis keluarga.Walaupun keputusan awal adalah unschooling namun ternyata keluarga kami belum siap sehingga sekolah menjadi pilihan "sementara".
Jadi untuk saat ini keluarga kami terpaksa "bergantung" pada sekolah sambil terus memanjatkan doa suatu saat nanti kami mendapat kemerdekaan untuk menentukan sendiri bagaimana anak-anak belajar.
Posted by Jeni Posted on 23.30 | No comments

Tidak Naik Kelas


Dari kesukaan membaca komik tetapi tidak mampu menggambar karakter dalam komik, bistrips akhirnya menjadi komik pertama yang aku buat. Konsep ceritanya masih sangat sederhana, dan komik ini dibuat untuk menjawab kegalauan para orangtua yang putra-putrinya tidak naik kelas. Ya! Ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan para guru untuk tidak menaikkan muridnya ke kelas yang lebih tinggi, apapun itu semoga para orangtua dapat berbesar hati menerima keputusan yang ada dan mau bekerjasama dalam pendidikan akademik di rumah agar tahun depan putra-putrinya dapat naik kelas.